Hari ini : Pada Esok

Ada semacam semburat gusar yang muncul petang ini. Mengumbar kelabu pada untai awan yang menggelantung ringan di langit senja. 

"Ini bukan masalah hati. Bukan pula perkara rumah."

"Lebih dari itu, ini perkara Hidup" ujarku pada Sebutir mangga yang tergeletak jatuh, sedikit lebam pada pipi, tak jauh dari induknya.

Menemani angin gunung yang baru saja turun, berlanjut menyusur sisi kota, menjemput laut. Ku bait sebuah garis

: Hari ini pada esok hari adalah bagian dalam pada hidup, yang suatu saat kubuka akan kutitip sebutir air mata. Kemudian akan kurekat lekat, dan ku layangkan kembali pada jurang bagian terdalam hati. Kubangun rumah diatasnya, dan kubiarkan dindingnya tanpa pintu atau jendela. Dari luar, kunyalakan pelita mengawasi rumah melapuk-hanyut. hingga hari ini yang menjadi kemarin menjadi terbuka untuk kutitip kembali sebutir air mata. Dan begitulah selanjutnya cerita akan menggenapi dirinya terus menerus-sampai tiada akhir.



Selamat malam senja, esok adalah pagi dengan ceritanya sendiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis "Ipar adalah maut": Sebuah sudut pandang tentang orangtua yang naif

Revisi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2 Tahun 2024 Tentang PLTS Atap

Sumber Masalah Burn Out Yang Perlu Karyawan Ketahui